Pemerkosaan Kepada Wulan Cewek Bandung

Pada pertengahan bulan Maret tahun 2005, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan menjalankan KKN. Mungkin sebab ini merupakan baru pertama kalinya desaku jadi daerah tujuan KKN sehingga penduduk desaku betul-betul berbahagia mendengar akan ada mahasiswa yang akan turut menolong meringankan muatan dalam membangun desa kami lebih-lebih kepala dusunnya.

Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah aku, sehingga secara otomatis aku jadi bisa berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainnya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya orisinil. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, hanya satu orang yang berasal dari Yogya.

Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa aku untuk membangun sebuah kamar mandi awam untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Tiap hari, dikala mereka sibuk dengan profesi mereka, saya senantiasa melihat salah satu member cewek dari ketiga mahasiswi hal yang demikian. Dia bernama Wulan, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku dikala itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan seandainya orang Bandung lazimnya berkulit putih mulus.

Saya senantiasa melihat Wulan sebab tubuhnya yang menawan dan bahenol itu, dia mengaplikasikan BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, sebab memang payudaranya betul-betul kelihatan, apalagi dikala kerja dia cuma mengenakan kaus ketat dan mengaplikasikan celana gunung cuma pada komponen atasnya saja, mungkin sebab panas sehingga komponen bawahnya tak diterapkannya dikala berprofesi, padahal dikala berdiri cuma hingga lutut, namun dikala berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu betul-betul nampak terang dan dikala berkeringat, BH-nya nampak terang sebab tercetak terkena peluh. Saya terang betul-betul termakan dan bernafsu, apalagi di desaku jarang memandang cewek putih secantik ia.

Suatu dikala, dikala mereka sedang berprofesi keras, entah kenapa Wulan meminta diantarkan sahabatnya ke daerah tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari daerah kerjanya, saya segera menirunya sebab cuma gadis itulah yang saya sukai tubuh seksinya.

Sesampai di rumah mereka, Tere sahabat Wulan yang mengantarkannya, dipinta Wulan untuk seketika kembali ke sahabat-sahabatnya untuk menolong profesi yang sedang mereka kerjakan supaya kencang selesai. Mungkin sebab kelelahan, dia segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Sebab rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya karenanya kamar mandinya malah juga simpel sekali, pintunya saja cuma terbuat dari seng yang tak dapat tertutup rapat, komponen bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan komponen kanan atau kiri pintu juga gampang diintip. Saya telah hafal dengan wujud kamar mandi ini sebab saya kerap mengintip membisu-membisu dua buah hati Pak Ramli yang masih SMP dan SMU dikala mereka mandi. Sedangkan mereka berwajah manis namun masih keok putih dan seksi dibandingi si Wulan.

Saya masuk via halaman belakang sebab kamar mandinya juga berlokasi di halaman belakang. Mungkin sebab telah merasa aman sesudah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, dia mandi dengan santai sambil bernyanyi-nyanyi nyanyian pop Britney Spears kesukaannya. Dikala saya mulai mengintip, dia sedang berjongkok untuk kencing sehingga saya mulai cemas seandainya-seandainya dia melihatku karena dia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi walaupun saya mengintipnya dari bawah pintu. Tapi untungnya dia cuma memandang ke bawah lantai.

Dikala dia kencing itulah saya merasa terstimulus. Vaginanya nampak terang sebab terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting tapi tersusun rapi, dan yang paling kusukai dari ia tentunya merupakan sebab dia masih perawan. Saya jadi berkeinginan menikmati bagaimana rasanya organ intim wanita cewek yang masih perawan sebab selama ini saya cuma berpacaran dan terkait intim dengan wanita yang telah tak perawan dan tak secantik ia.

Sesudah dia selesai mandi, saya berkeinginan seketika keluar dari rumah itu, tetapi sebab hari itu hujan, saya terpeleset dikala memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman sampai dia segera keluar dari kamar mandi dengan cuma menutup handuk untuk memandang bunyi apa itu dan segera memergokiku.

“Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kau Mas?”.
“Eh.. Emm.. Saya ee.. Lagi manjat tembok tetapi kepeleset”, ujarku berdalih.

Sebab telah tidak bendung memandang tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu saya mendekatinya dan tanpa basa-basi segera kusekap mulutnya. Dengan gampang saya bisa meringkusnya dengan mengikat tangannya sebab di daerah itu terdapat banyak tali-tali tambang, kuseret ia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ saya buka ikatannya dan segera kurebut handuknya sehingga dia telanjang bulat.
Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, dia cuma bisa menangis dan memohon-mohon dikala saya melepaskan seluruh bajuku.
“Emang gue pikirin, saya dah nggak bendung ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.

Pistolku yang berukuran 18 cm ini segera tegak menodong ke arahnya. Saya segera menabrak ia. Sebab dia menjalankan konfrontasi terpaksa saya menampar dan sedikit mencekiknya, sebab cuma dengan sistem inilah dia akibatnya bisa lemas dan menyerah tanpa membikin lecet kulit putih mulusnya. Saya mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu saya menggilas payudara dan menggigiti putingnya.

“Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu saya mulai meletakkan penisku di atas vaginanya.
“Jangan digituin Mas, ampun Mas”, dia memohon sambil mengeluarkan air matanya.
“Santai aja Mbak, sedap kok”
“Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, dia menjerit kesakitan dikala saya berupaya keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.

Kubalik posisi tubuhnya sehingga dia berlutut dan kutampar-tampar bokongnya sampai memerah, sambil kujilat-jilat bokong mulusnya.
“Wow, bokong Mbak menawan juga, bulet tetapi juga sekal banget”

Dikala hampir kumasukkan penisku ke anusnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Wulan tahu bahwa itu pasti sahabatnya sehingga dia segera berteriak minta bantu. Orang itu mendengar teriakan Wulan lalu segera menuju kamar ini sampai dia kaget bukan main demikian itu juga denganku.

“Hey, sedang apa kamu?”
“Eh.. Mm anu saya..” saya kebingungan menjawabnya.

Wulan sempat lega memandang salah seorang sahabatnya datang. Sahabat pria Wulan itu sempat berkeinginan naik pitam dikala Wulan akan kusodomi. Tapi dikala dia memandang kemolekan tubuh Wulan, dia jadi terdiam sesaat. Mungkin dia juga terstimulus, sebab dikala saya memandang bibirnya dia menyatakan kata “Wow” dengan lirih secara tak sengaja. Tanpa dikira dia lalu pun memberi suatu penawaran kepadaku.

“Kalo lu ngasih saya komponen dari tubuh sexy ini, saya nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”
“Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja saya sepakat dari pada dikeroyok masa.
Ia segera membuka pakaiannya yang telah berair terkena hujan.

“Loh, In kau ini gimana sih, saya ini temanmu” Wulan merasa kecewa dikala dia memandang sahabatnya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

“Iya saya juga tau lu ini temanku, tetapi kan cuman sahabat KKN aja dan selama ini saya senantiasa terstimulus ngeliat tubuh lu dikala ngintip lu mandi, hehe.. he”, ujarnya.

Saya segera melanjutkan kegiatanku tadi. Dikala Wulan masih berpolemik dengan sahabatnya, segera saja kumasukkan penis 18 cm-ku ini ke lubang anusnya.
“Indera, kau ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” dia menjerit kesakitan.
“Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tetapi sedap tenan Lan duburmu!!”, ujarku.

Sahabatnya malah tidak tinggal membisu, dia segera menyodorkan batang genitalianya ke wajah Wulan.“Nah Lan entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, dia memaksa membuka mulut Wulan dengan menjambaknya.“Please Indera, please.. mmph.. mmphh!”.Wulan menikmati azab hingga hampir muntah, sebab memang dia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, sebab saya gembira sekiranya memandang payudaranya bergoyang-goyang.“Aach.. Oocchh.. Yes!!”.

Hasilnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang anusnya. Indra Indera malah turut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Wulan dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa air mani yang masih melekat di penisnya. Lalu kami beristirahat sejenak sambil mengisap rokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu sahabatnya yang terbukti bernama Indera itu mampir ke kios sebelah untuk membeli vitamin penambah daya dan obat kuat.

Sesudah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga sahabat-sahabatnya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami malah meneruskan memperkosa Wulan. Dia menduga penderitaannya telah usai sebab dikala saya menghampirinya, dia telah mengaplikasikan CD-nya kembali. Dia malah kaget dikala saya menghampirinya sehingga dia menjalankan sedikit pemberontakan tetapi tak sukses lalu segera kutampar sampai jatuh dan Indera melepaskan kembali CD-nya.

“Indra sudahi saja Indera, saya telah cape”, mohonnya.
“Hey saya kan belum nyoba organ intim wanita lu tau!”Indera meringkuk tengadah di kasur dan mengangkat tubuh Wulan dengan posisi telungkup menghadap dirinya, dan segera menghujamkan penisnya ke vaginanya.
“Aacchh.. Uucchh.. Sst bantu, udah aja Indera, sakit..!”, rintihnya.

Tanpa kutunggu-tunggu, saya segera turut menunggangi tubuh Wulan dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Indera bergesekan dalam satu organ intim wanita sampai lapisan klitoris Wulan robek dan berdarah.

“Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”

Sesudah sekitar 25 menit, Indera menyemprotkan spermanya dahulu lalu mencabutnya, dan tubuh Wulan kubalikkan tengadah. Lima menit kemudian ganti saya yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Saya malah lemas dan menindih tubuh seksinya tetapi tak segera mencabut penisku dari vaginanya. Wulan malah juga telah betul-betul lemas tak berdaya.

Sebab hujan telah mulai agak reda, Indera segera mengeluarkan HP-nya dan memotret komponen-komponen vital tubuh telanjang Wulan untuk mengancam Wulan supaya tak membuka mulut terhadap siapa saja. Lalu kami memakaikan pakaiannya. Dikala kemudian 2 orang lagi sahabatnya datang, kami nampak sedang menonton Meskipun bersama. Sedangkan wajah Wulan nampak sedih, mereka tak tidak dan tak mempedulikannya sebab memang karena mereka belum demikian itu akrab karena mereka seluruh berbeda jurusan apalagi baru saling segala ketahui hari.

Tapi ketahui hari kemudian, Wulan akibatnya mengaku terhadap keluarganya bahwa dia dia diperkosa oleh aku dan sahabatnya dikala KKN, sehingga kami malah malah oleh polisi dan dipenjara selama 12 tahun atas pemerkosaan yang kami lakukan ke Wulan.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Recent Posts

Viewer

Sponsor